Bagaikan bunglon kecebur kolam, kata peribahasa bikin-bikinan ini. Artinya, ya basah kuyub. Yang ini bukan peribahasa atau kiasan, memang si bunglon jatuh ke dalam kolam. Mungkin kehausan atau pengin belajar berenang satu ekor bunglon ditemukan berada dalam kolam ikan. Karena tak bisa berenang bunglon malang ini hanya bisa kampul-kampul ditengah kolam tidak bisa memanjat dinding terpal untuk naik ke atas.
Untungnya penghuni kolam si ikan lele sudah pada kenyang diberi makan, hingga hewan yang entah suatu saat nanti akan menjadi hewan langka ini tetap hidup hingga terselamatkan. Takut kena gigit, pakai uluran kayu saja yang dijulurkan disambut bunglon dengan antusias.
Biasanya barang yang bisa dimakan tak akan bertahan lama dikolam lele kalau sedang kelaparan. Buah sukun yang terjatuh ke dalam kolampun segera disantap sampai tinggal kulitnya saja sama ikan lele sekolam.
Hewan yang memiliki kemampuan mimikri untuk mengubah warnanya ini nampaknya lagi tidak bisa mengeluarkan kemampuan ajaibnya untuk mengubah warna tubuhnya. Kali aja masih stress gara-gara kecebur air.
Angin-angin dulu, biar basahnya ilang. Lain kali pakai pelampung kalau belum bisa berenang.
Atau, memang seperti itu bentuk adaptasinya. Gara-gara masuk ke air warna tubuhnya berubah jadi belang-belang hijau gelap putih nampak sedikit mirip seperti kulit ular. Biasa sih ketemu bunglon-bunglon di pohon berwarna hijau cerah seperti daun atau coklat tua seperti batang kayu. Dengan tampilannya yang mirip ular kali ini, ikan-ikan jadi pada takut mendekat.
Mungkin ya mungkin juga tidak, hanya si bunglon yang tahu,..
Leave a Reply