Ikan Gabus Umur 9 Bulan mulai Bisa Memijah

daunijo.com_ Kolam terpal dinding batako yang terletak di samping rumah ini berukuran 3,8 m x 1,4 m asalnya berisi 40 ekor ikan patin, dan 2 ekor ikan gurami saja. Beberapa ekor ikan gabus yang melompat dari kolamnya saya masukkan ke kolam ini. Terakhir pengamatan masih ada 3 ekor ikan gabus yang bertahan hidup di kolam, ada yang jantan dan ada betinanya.

Ikan-ikan gabus yang menetas 9 bulan yang lalu ini ukurannya belum terlalu besar. Panjang total baru sekitar 18-19 cm dengan bobot kisaran 50 gram saja. Ikan gabus kecil dengan usia baru 9 bulan ini ternyata sudah bisa mulai memijah dan bertelur di awal musim hujan ini. Telur yang dihasilkan juga dapat menetas dengan baik.

Kolam berkedalaman 50-60 cm, dengan tutupan tanaman eceng gondok sekitar 75% di permukaannya. Induk ikan gabus lebih memilih untuk membuat sarang dan bertelur di salah satu tepi pojok kolam dekat saluran pembuangan air.

Karena ukuran ikan yang masih kecil, memang telur yang dihasilkan belum banyak. Telur yang menetas dan dapat bertahan hidup menjadi anakan ikan gabus hanya ratusan kecil saja. Meski di dalam kolam banyak ikan patin  yang sudah cukup besar, anakan ikan gabus ini masih bertahan juga hingga beberapa hari sebelum diambil untuk dipindahkan. Sekali waktu terlihat pula ikan gurami 1/2 kg berada di bawah kumpulam anakan gabus tanpa mengganggu.

Untuk bisa menjadi indukan dengan jumlah telur yang memadai untuk produksi benih ikan gabus, ikan-ikan ini masih perlu dibesarkan lagi. Satu pasang induk ikan gabus dengan bobot masing-masing sekitar 200-300 gram hanya mampu menghasilkan anakan ikan gabus sekitar 1000-2000 saja di kolam saya. Jumlah yang masih sedikit untuk skala pembenihan.

Video: Ikan Gabus umur 9 Bulan bisa Memijah.

Berbeda dengan indukan dari hasil tangkapan di alam, ikan-ikan ini responsif terhadap pakan pelet karena sudah dibiasakan sedari kecil. Dengan begitu pemeliharaan dan penyediaan pakannya akan jauh lebih mudah dibanding dengan induk tangkapan alam jika nantinya bisa dijadikan indukan. Induk dari tangkapan  lebih menggemari pakan hidup atau pakan alami dibandingkan pelet pabrik.

Hanya saja belum diketahui kemampuan bertelur induk jenis ini.  Juga tingkat kelangsungan hidup dari anakan yang dihasilkan indukan yang makan pelet ini apakah bisa sebanyak dan sebaik indukan dari alam nantinya.