daunijo.com- GuestPost- Warnanya kuning terang, lehernya panjang, giginya tajam bergerigi, gerakannya lincah berkelit ke kiri dan ke kanan, suaranya keras melengking seperti peluit. Mental nya tak diragukan lagi, dengan sigap menerjang musuh yang mengganggu. Itulah gambaran sekilas dari lima ekor anak angsa yang baru kami beli dari pasar pengging, Boyolali sebulan lalu. Kami menjuluki nya lima naga dari barat karena memiliki leher yang panjang dan mental yang berani.
Berdasarkan wikipedia, angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa berleher pendek juga terdapat di famili Anatidae. Angsa bersama angsa berleher pendek masuk ke dalam subfamili Anserinae namun Angsa memiliki suku sendiri, yaitu suku Cygnini. Terdapat tujuh spesies dalam genus Cygnus. Angsa adalah hewan monogami, ‘perceraian’ kadang-kadang terjadi jika proses bersarang mengalami kegagalan.
Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih besar. Pada angsa dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak ditutupi bulu di antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Namun ukuran angsa jantan umumnya lebih besar dan lebih berat.
Saat liburan ke kampung halaman, kami membeli angsa di pasar candi yang berada di kawasan Pengging, kabupaten Boyolali dengan harga cukup murah. Di pasar olx sendiri, angsa dewasa dibanderol dengan harga mencapai 500ribu sepasang. Ini untuk jenis angsa jawa. Untuk angsa hitam dan angsa putih impor harganya mencapai 30 juta sepasang. Setelah melalui perjalanan lebih dari 100 Km, naik turun gunung melewati lereng gunung lawu tibalah di rumah kami di Kawasan Jiwan, Madiun.
Awalnya kelima naga kami masih sangat agresif, ketika didekati mereka gaduh dengan lengkingan suara yang cukup keras. Karena masih kecil, suaranya lepih mirip suara peluit. Ngiik…. ngiiiik… beda dengan angsa dewasa yang suaranya lebih keras dengan nada ngak…. ngak….. atau ngok… ngok……
Sekarang lima naga sudah mengenal majikannya. Kalau merasa lapar mereka berteriak teriak, dan mendekati saya dengan manja. Seolah mereka berkata : boss lapar boss….. minta makan…… hari hari pertama di lingkungan baru, lima naga mulai mencengkeramkan pengaruhnya di wilayah territory. Ada banyak ayam di pekarangan yang sama, tepat nya 13 ekor. Semuanya kalah dominan dengan agresi lima naga dari barat ini. Ada lagi 8 ekor anak bebek dan mentok, tak berdaya menjadi bulan bulanan dalam perebutan makan dan territory. Kucing kucing yang sering berkeliaran di pekarangan pun kalah oleh gertakan lima naga.
Angsa, orang jawa menyebut nya banyak atau soang. Merupakan hewan yang setia dengan pasangannya. Namun pada angsa yang ditangkarkan satu pejantan bisa dijodohkan dengan beberapa betina. Pada saat mengerami telurnya, sang pejantan akan ikut menjaga sarang. Ketika anaknya lahir angsa bertambah galak dan agresif untuk melindungi anaknya. Kami memelihara angsa karena ketertarikan pada perilakunya.
1. Berdasarkan referensi dari beberapa sumber, dan hasil pengamatan pada aktivitas nya ternyata angsa bisa dijadikan hewan penjaga rumah. Angsa merupakan hewan yang bersifat territory. Mereka akan menyerang orang asing yang masuk ke wilayah territory nya. Pada malam hari mereka akan berteriak dengan suara melengking jika ada orang asing yang datang. Jadi kalo ada maling masuk pekarangan rumah, otomatis mereka bersuara ngak….. ngak…… Minimal membangunkan majikannya. Sayangnya mereka tidak bisa membedakan mana maling dan mana tamu. Pokoknya asal ada orang asing, langsung teriak…. tanpa permisi. Wah, bagi majikan yang puny utang lumayan tuh, kalau ada debt collector datang sang angsa bisa kasih tau majikan biar siap siap hehehe. Akan lebih baik angsa di lepas liarkan di pekarangan rumah agar bisa patroli keliling rumah. Tapi jangan lupa dipagar ya biar ndak mengganggu tetangga sekitar.
2. Berdasarkan mitos ternyata angsa bisa menghalau hawa mistis juga lho. Ini sekedar cerita aja ya, jangan dijadikan refferensi. Konon mahluk halus yang menempati rumah akan pergi kalau penghuni rumah memelihara angsa. Anak anak dari mahluk halus tidak suka dengan suara angsa yang keras tadi. Ngak…. ngak…. lelembut pada kabur deh wkwkwk. Memang rumah di madiun yang kami tempati merupakan rumah tua yang cukup besar, pekarangan rumah pun lumayan luas. Para tetangga sempat mengkhawatirkan ketika pertama kali kami menghuni rumah tersebut. Katanya sih angker, di pekarangan rumah ada 2 pohon nangka yang konon angker “berpenghuni”. Ada tetangga yang bilang dulu sering lihat “penunggu” di pohon nangka, tapi sekarang kok sudah bersih dari hawa mistis begitu kira kira katanya. Menurut kami itu semua karena perlindungan dari Allah SWT.
3. Angsa bisa juga sebagai tukang kebun. Secara alami, angsa suka makan tumbuhan. Pada pakan angsa akan lebih baik diberi campuran daun yang di cacah. Setelah makan pun, angsa akan mencari rumput dengan sendirinya. Di belakang rumah cukup signifikan perbedaan sebelum dan sesudah memelihara angsa. Rumput liar yang awalnya sangat rimbun sekarang sudah mulai bersih habis dimakan angsa.
4. Angsa juga merupakan hewan yang suka bersih bersih. Kami menyediakan kolam terpal dibelakang rumah, belum penuh kolam di isi air, angsa sudah tidak sabar mencebur dan menyelam menikmati segarnya air. Seperti anak anak saja ndak sabar pengen berenang. Oh ya, bagi yang ingin melihat aksi lima naga berenang dan membersihkan rumput, tunggu up load an videonya ya………
(ditulis oleh AR. Kontributor daunijo. Com Madiun)
Thanks, it’s very informative