daunijo.com- Channa striata atau Channa striatus menjadi salah satu jenis ikan gabus / murrel fish yang mulai banyak dibudidayakan di Indonesia. Sejatinya ikan yang bersinonim dengan nama Ophiocephalus striatus ini merupakan ikan liar yang bertipe predator di banyak muka perairan di Indonesia. Kini selain dari dari tangkapan liar ikan ini dapat diperoleh dari hasil budidaya baik di kolam tanah, kolam tembok atau kolam terpal. Selain untuk konsumsi kuliner, ikan ini banyak dicari untuk bahan produk kesehatan (albumin) atau pengobatan. Ikan gabus banyak dicari terutama untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
Di tempat lain ikan gabus jenis ini memiliki banyak sebutan. Dari ikan kutuk di Jawa, hingga Haruan / Aruan di Melayu. Nama common snakehead dan striped snakehead juga mengacu pada ikan yang sama. Dulu di daerah ikan ini seakan menjadi simbol kehebatan seorang pemancing jika bisa membawa pulang beberapa ekor ikan gabus alias kutuk. Ikan ini dapat tumbuh jauh lebih besar dari ikan Kotes alias gabus kerdil yang dulu banyak ditemukan di sekitar air persawahan. Dari beberapa koleksi saya yang ada yang paling besar memiliki panjang lebih dari 50 cm dengan bobot hampir 1,5 kg.
Tampilan ikan gabus dapat dilihat di sini.
Channa striata memiliki bentuk hampir mirip ikan lele dengan tubuh yang lebih bercorak. Secara umum bagian atas berwarna hitam kecoklatan dan bagian bawah atau perut berwarna putih dengan bintik-bintik berwarna hitam. Ada garis-garis miring hitam yang berulang pada badan bagian atas hingga daerah punggung. Kadang muncul juga semburat warna kekuningan atau kecoklatan pada badan ikan. Tidak seperti ikan lele yang memiliki patil, ikan gabus tidak berpatil juga tidak memiliki kumis. Sisik juga ditemukan ada pada ikan ini dengan gigi-gigi yang tajam pada bukaan mulutnya yang besar dan lebar.
Domestikasi Kolam Terpal
Ikan hasil tangkapan dari alam dapat didomestikasi di kolam-kolam buatan di rumah. Di kolam adaptasi yang dibuat dari terpal ini, ikan tidak tampak banyak bergerak dan cenderung diam. Ikan berukuran besar lebih banyak di dasar kolam sementara yang berukuran kecil banyak bersembunyi di antara tanaman air yang terapung.
Setelah beradaptasi beberapa hari, ikan gabus yang diadaptasi di kolam terpal ini mau juga makan pelet buatan pabrik. Hanya saja karakternya tidak seperti ikan lele yang begitu diberi pelet langsung dimakan. Ikan gabus hasil tangkapan ini akan makan pelet beberapa jam setelah pelet diberikan. Biasanya menunggu hingga pelet tenggelam ke dalam air dan suasana cukup sepi. Pelet yang diberikan pada malam hari, hingga pagi dan siang terlihat masih utuh. Biasanya pada sore hari pelet yang sudah tenggelam ini baru menghilang pertanda dimakan ikan.
Tidak semua ikan yang diadaptasikan dari alam ke kolam-kolam buatan ini dapat hidup, sebagian ada juga yang mati. Kematian ikan terkait kondisi dan cara penangkapan. Beberapa ikan yang terluka cukup parah akhirnya mati. Selain itu beberapa ikan ditemukan mati di luar kolam akibat melompat, memang idealnya kolam diberikan penutup yang cukup rapat atau dinding kolam yang dibuat tinggi. Kegemaran melompat ikan gabus bukan hanya ikan dewasa saja, bahkan sudah dimulai dari masa benih, dapat anda lihat pada video berikut.
Untuk keperluan calon induk dan produksi benih untuk keperluan ternak ikan gabus, ada baiknya dicari ikan hasil tangkapan dari daerah perairan yang berbeda atau berjauhan. Ini salah satu cara untuk dapat menambah variasi atau keragaman genetik dari benih ikan gabus yang dihasilkan. Selain itu disarankan untuk menampung kelompok induk jantan dan induk betina pada dua kolam yang berbeda. Tujuannya agar ikan tidak melakukan pemijahan di luar waktu yang direncanakan.
Partial spawner
Dalam hal perkembangbiakan, ikan gabus termasuk ikan yang unik. Ikan ini termasuk kelompok ikan yang melakukan pemijahan secara partial spawning. Stok telur yang ada di perut ikan gabus betina bisa jadi tidak dikeluarkan sekaligus namun dapat dibagi dalam beberapa kali periode yang terpisah dalam satu masa pemijahan.
Meski telah banyak panduan tentang ciri dan bagaimana cara membedakan jantan dan betina ikan gabus ini agak susah juga saat saya coba menerapkan secara langsung di lapangan. Dari segi warna kadang terlihat warna ikan-ikan ini mengalami perubahan sehingga agak susah menentukan gelap atau terang. Sementara dari daerah seputar genital terlihat terlalu kecil dan susah diamati perbedaannya, apalagi untuk kemungkinan calon induk yang belum matang benar atau masih remaja.
Untuk induk ikan gabus betina yang telah benar matang gonad dan siap untuk memijah mungkin lebih mudah dibedakan. Perutnya tentu lebih menonjol oleh banyaknya telur. Masih sekedar prediksi saja dari bentuk kepala lonjong atau bulat pada foto ke-2, bisa saja keliru; yang di atas ikan gabus jantan dan yang bawah kemungkinan betina.
Does your website have a contact page? I’m having a tough time locating it but, I’d like to send you an e-mail. I’ve got some ideas for your blog you might be interested in hearing. Either way, great blog and I look forward to seeing it expand over time.
http://educationtips.eu