daunijocom- Salah satu tanaman yang tergolong unik dan sering membuat penasaran orang adalah tanaman suweg. Dulu sangat mudah ditemukan banyak tanaman suweg (Amorphophallus paeonifolius) ini tumbuh di bawah pohon-pohon yang rindang di kebun pekarangan penduduk. Kini tanaman ini makin jarang terlihat di sekitaran. Meski sekali dua dapat ditemui juga di tempat yang agak jauh. Selain tergolong sebagai tanaman pangan, suweg bisa difungsikan juga sebagai tanaman hias. Keunikan tanaman ini yang seringkali membuat orang penasaran tentu adalah bunganya yang indah mirip bunga bangkai raksasa dalam versi yang lebih kecil.
Dilansir dari wikipedia, tanaman suweg yang unik ini memiliki dua fase atau masa pertumbuhan. Masa vegetatif dan masa generatif. Mudahnya, saat masa vegetatif ini tanaman akan menumbuhkan dedaunan. Pada masa generatifnya, tanaman ini akan memunculkan bunga. Sebagian orang tidak mengetahui bahwa bunga yang indah dari bunga bangkai kecil ini merupakan bagian dari masa generatif tanaman suweg.
Uniknya, tanaman ini dianggap tidak berbatang. Yang terlihat seperti batang dan bercabang-cabang pada bagian atas adalah tangkai daun. Warnanya hijau dengan corak belang putih mengingatkan pada corak kulit hewan tertentu. Tanaman ini memiliki umbi yang bisa berukuran cukup besar. Umbinya juga dapat dimakan setelah pengolahan dengan kandungan karbohidrat yang cukup di dalamnya.
Umbi suweg dapat juga menjadi berbagai macam produk, juga makanan olahan baik digoreng maupun direbus. Selain sebagai tanaman pangan, tanaman suweg dipercaya memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan diantaranya terkait dengan masalah kolesterol dan pengontrolan kadar gula dalam darah. Umbi suweg ini memiliki kandungan lemak yang relatif rendah (Yuniati, UI, 2011).
Dalam acara pada pameran tanaman pada hari pangan sedunia di Boyolali 2016 yang lalu, dapatlah satu kesempatan menyaksikan secara langsung tanaman suweg ini dari dekat. Berkelompok dengan tanaman-tanaman penghasil karbohidrat yang lain seperti canthel, ganyong, garut, dan juga gadung. Tanaman hadir lengkap dalam dua fasenya, saat berdaun dan saat berbunga. Saat bunganya muncul, mirip bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum, dengan bagian tengahnya jauh lebih pendek dan warna lebih gelap.
Masa vegetatif dan masa generatif pada tanaman yang mengesankan adanya dua tanaman yang berbeda dapat terjadi juga pada banyak tanaman yang lain. Beberapa tanaman untuk bahan jamu di sekitar rumah ditemukan mengalami dua fase seperti ini juga. Tanaman kunir putih salah satu contohnya. Pada waktunya tangkai dan daun tanaman ini akan mengering sehingga seolah-olah tanaman menjadi mati. Di saat yang lain dari bekas tempat ditanam kunir putih ini muncul langsung bunga-bunga kecil berwarna putih ungu indah yang merupakan fase generatif dari tanaman.
Seperti beberapa anggota suku talas-talasan yang lain, tanaman ini biasa diperbanyak memakai cara vegetatif yaitu dengan umbinya. Tunas yang keluar dari umbi tanaman ini dapat dijadikan bibit baru. Selain itu, tanaman ini dapat pula menghasilkan biji sehingga bisa dilakukan perbanyakan secara generatif (Yuniati, 2011). Suweg menyukai tempat yang tidak terlalu mendapat banyak sinar, sehingga dapat ditanam di bawah naungan pohon besar yang ada di halaman rumah.