Setidaknya ada dua alasan mengapa perlu dilakukan proses memperbanyak cairan probiotik ini. Pertama membeli probiotik dalam jumlah banyak tentu juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit, perbanyakan volume cairan probiotik ini tentu akan mengurangi biaya operasional. Kedua, proses perbanyakan volume probiotik sendiri ini sekaligus proses pengaktifan hingga mikroorganisme yang ada di dalamnya lebih siap saat digunakan.
Satu Botol jadi Satu Ember
Pada praktek ini digunakan 1 botol aqua berisi tetes tebu, satu panci besar air dan beberapa centong tepung tapioka, dan setengah botol cairan probiotik.
Tepung tapioka dilarutkan ke dalam air kemudian tetes tebu dalam botol dicampurkan ke dalam air dan diaduk hingga rata. Cairan kemudian direbus hingga bergumpal-gumpal. Cairan berbahan seperti ini akan mudah mengembang dan meluap saat dipanaskan, perlu kiranya untuk ditunggui dan dilakukan proses pengadukan bahan di dalam panci yang sedang direbus.
Sebelum cairan probiotik dimasukkan dalam cairan pengenceran ini, harap ditunggu hingga dingin terlebih dahulu. Setelah cairan menjadi dingin, probiotik yang dijadikan starter kemudian dimasukkan dalam panci dan di aduk hingga rata. Cairan kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang dapat ditutup. Jerigen bekas minyak yang sebelumnya telah dibersihkan dapat digunakan dan kemudian ditutup dengan rapat. Pada praktek ini digunakan ember bekas cat yang ditutup rapat dengan lembaran plastik dan diikat erat, proses yang terjadi anaerob.
Beberapa hari sekali tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan sekaligus dilakukan pengadukan cairan. Saat cairan dilihat ulang sekitar sepuluh hari dan tutup dibuka terlihat banyak sekali buih yang dihasilkan di dalam ember dengan bau harum seperti bau tape. Saat diaduk terdengar suara desisan nampaknya keluar dari gelembung-gelembung udara dari dalam cairan, suaranya cukup keras dan berlangsung lama. Proses pengeluaran gas ini memuncak hingga hampir dua minggu dan kemudian berangsur menurun. Untuk penggunaan jerigen, dinding jerigen dapat ikut mengembang akibat gas ini hingga perlu dibuka lebih sering.
Mulai digunakan
Pada praktek memperbanyak cairan probiotik sendiri ini, hasil yang diperoleh mulai digunakan setelah bau harum seperti tape keluar dari cairan. Probiotik yang diencerkan atau diperbanyak di sini dari jenis probiotik yang dicampurkan ke dalam pakan. Sesaat setelah digunakan hingga saat ini tidak muncul masalah pada ikan lele yang dipelihara akibat penggunaan probiotik ini. Selain dicampur pada pakan, probiotik juga diberikan langsung pada air kolam. Hasilnya, kolam jauh berkurang baunya dibanding pengalaman memelihara lele sebelumnya saat tidak menggunakan tambahan probiotik secara rutin.
Sebelum digunakan, probiotik baru ini juga perlu diencerkan dulu dengan air. Volume yang digunakan lebih banyak dari volume saat digunakan probiotik aslinya.
Selain menambah volume cairan probiotik hingga dapat digunakan lebih lama, penambahan tetes gula pada probiotik ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas bakteri yang ada di dalamnya. Tidak tahu secara pasti apakah jumlah mikroorganisme di dalamnya juga jauh meningkat akibat adanya perkembangbiakan.
Dari pengamatan pemberian probiotik langsung dari botol dan probiotik yang telah dicampur dengan tetes tebu ini pada bahan-bahan organik untuk keperluan fermentasi, terlihat probiotik yang hasil perbanyakan volume ini lebih cepat bereaksi pada bahan organik yang dicoba.
Pada bahan organik yang diberikan probiotik yang telah diencerkan, pemunculan gelembung gas dan bau fermentasinya lebih banyak dan lebih cepat terjadi dibandingkan saat digunakan probiotik originalnya.
Info yang sangat bermanfaat. Tapi, bisakah memberi ukuran yang lebih akurat? Dalam gram maupun liter? Terakhir: Bisakah tetes tebu diganti dengan gula merah atau gula pasir? Juga, probiotik diganti yoghurt yang lebih mudah didapat?
Salam hijau!
Tkasih infonya tapi tolong diberitahukan kesaya lebih terperinci dosis dari setiap bahan nya dan dosis pemakaian nya. Terimakasih atas bantuannya
Good info