daunijo.com_ Arif R.A., Madiun, Dari 5 butir telur ayam yang kami tetaskan, lahirlah 5 ekor ayam pelung yang lucu dengan berbagai warna. Tepatnya ramadhan tahun ini, sehingga sekarang usianya sekitar 5 bulan.
Dari 5 ekor yang menetas, kini tinggal 2 ekor kebetulan sepasang jantan dan betina. 3 ekor lainnya mati , satu karena terjepit kandang, satu karena terjerat pagar yang terbuat dari nilon dan satu karena di keroyok angsa peliharaan kami. Ini yang cukup membuat kami sedih hingga akhirnya 4 angsa sebagai pelaku terpaksa kami potong.
Yang menyenangkan adalah kini ayam pelung peliharaan kami mulai beranjak dewasa dan mulai berkokok. Walaupun begitu belum bisa dikawinkan, dan masih kalah dominan dari induk anak ayam kampung yang juga kami pelihara. Seringkali masih terlihat ketakutan dikejar induk ayam kampung.
Ayam kami juga cukup jinak, dan sering diajak bermain oleh anak anak saya. Di gendong kemana mana seperti boneka, kadang juga bikin sebel karena dibawa masuk ke rumah dan buang kotoran di dalam rumah.
Ayam pelung dikenali dari body nya yang cukup besar. Lebih jumbo dari ayam kampung biasa. Ayam ini asli dari daerah Cianjur, Jawa Barat. Cengger di kepalanya juga lebih besar laksana mahkota yang indah. Yang lebih menyenangkan adalah mendengar suara kokoknya yang khas. Relatif lebih panjang dari kokok ayam kampung. Mau tau suara ayam pelung yang baru belajar berkokok?
Simak di video berikut ya…… Ayam Pelung Kokok Panjang
Untuk menjaga keaslian ayam pelung, kami sengaja tidak memelihara ayam kampung jantan. Hal ini untuk menghindari betina pelung dikawini oleh ayam kampung sehingga merusak keturunannya. Sebagai pejantan kami hanya mengandalkan pejantan pelung. Kalau pun ada betina ayam kampung yang dibuahi pejantan pelung, telurnya kita gunakan untuk konsumsi, bukan ditetaskan. Jika ditetaskan pun akan kita perlakukan sebagai ayam kampung untuk dikonsumsi dagingnya.
Leave a Reply