daunijo.com- Dalam 3 atau 4 bulan masa budidaya ikan lele baik di kolam tanah, tembok ataupun terpal akan diwarnai dengan perubahan warna pada air kolam. Sebagian akan bertanya-tanya apakah perubahan warna itu menjadi masalah untuk ikan?
Dari beberapa kali pengalaman masa pemeliharaan ikan lele di kolam terpal di rumah, perubahan warna memang selalu terjadi pada air kolam. Perubahan yang teramati pertama kali untuk kolam terpal umumnya dari jernih menjadi kehijauan. Sejumlah praktisi menganggap warna ini menjadi tanda air kolam siap untuk ditebari benih karena kandungan mikroorganisme dan oksigen yang memadai pada air kolam.
Agar kolam cepat berubah warna menjadi hijau atau kehijauan, umumnya dilakukan pemupukan pada air kolam. Pemupukan bertujuan agar plankton segera tumbuh di dalam air kolam, baik dari phytoplankton maupun zooplankton. Pupuk biasa dari bahan organik seperti pupuk kandang. Masing-masing pembudidaya memiliki bahan pupuk kandang favorit sendiri. Mulai dari kotoran hewan memamah biak seperti kambing, hingga kotoran unggas seperti ayam. Ada pula yang menambahkan pupuk urea hingga TSP untuk pemupukan kolam. Agar lebih optimal, saat pemupukan ini disertai dengan pengisian air yang dilakukan secara bertahap, jadi kolam tidak langsung diisi secara penuh. Dengan air yang dangkal terlebih dahulu, sinar matahari dapat masuk ke air lebih optimal.
Seiring pertumbuhan ikan di dalam kolam, air kolam berangsur berubah warna menuju warna coklat. Warna hijau perlahan memudar dan tergantikan oleh warna coklat. Kecepatan perubahan warna ini terutama dipengaruhi oleh jumlah ikan atau padat tebar yang pernah dilakukan. Semakin padat ikan dalam kolam, perubahan warna semakin cepat. Pada warna ini di kolam yang diamati, nafsu makan ikan tetap optimal jadi tidak perlu dikhawatirkan. Pemakaian probiotik pada air kolam sepertinya cukup membantu hingga bau air kolam tidak terlalu kentara.
Pada beberapa kolam lain yang dipelihara dengan padat tebar rendah, sampai mencapai waktu panen warna kolam tidak sampai menjadi coklat. Warna hijau tua bertahan hingga ikan lele dipanen dari kolam. Pergantian atau penambahan air baru ke dalam kolam, menjadikan warna air menjadi lebih muda.
Massa akhir pemeliharaan dengan padat tebar sedang atau tinggi, air kolam berubah warna dari coklat menjadi kemerahan. Pada warna inipun nafsu makan ikan tetap cukup bagus sehingga tidak menjadi masalah juga. Warna ini selain dipengaruhi konsentrasi air kolam, juga jenis probiotik yang digunakan. Di kolam ini yang menggunakan probiotik dominan dari bakteri Lactobacillus, warna akhir adalah coklat kemerahan.
Pengukuran pH dari sampel air 4 buah kolam yang ada di rumah dengan beberapa warna menunjukkan pH masih berada pada batas pH yang disarankan untuk budidaya ikan lele. Pengukuran dengan kertas pH indicator strips menunjukkan pH air masih berada di kisaran 6 < pH < 8. Kemampuan adaptasi ikan lele untuk berbagai kondisi warna air ini cukuplah bagus.
Dengan asumsi pergantian atau penambahan air kolam yang minimal, dapat disimpulkan perubahan air kolam dari hijau, hijau kecoklatan, coklat, dan coklat kemerahan. Pada kolam kami, selama nafsu makan ikan masih cukup baik dan tidak ada ikan yang mati maka tidak dilakukan proses penambahan atau pergantian air dulu. Saat terjadi nafsu makan ikan tiba-tiba turun, langkah pertama yang biasa diambil adalah mengurangi sebagian air kolam dan menggantinya sebagian saja.
Leave a Reply