daunijo.com- AR – Madiun- Ada kalanya kita ingin menetaskan telur ayam, namun tidak punya babon yang sedang mengerami telur. Alternatif kita mungkin adalah dengan mesin tetas. Namun untuk skala kecil dengan penggunaan yang hanya beberapa butir telur serta frekuensi yang hanya sesekali, penggunaan mesin tetas kurang efektif.
Berdasar pengalaman, anak ayam yang ditetaskan secara alami memiliki tingkat kekebalan terhadap penyakit lebih baik daripada yang ditetaskan dengan mesin. Logika ilmiahnya adalah mesin tetas lebih steril dan bersih dari paparan mikro organisme maupun kuman. Sedangkan kandang alami lebih banyak mikro organisme maupun kuman. Sehingga ketika anak ayam baru menetas, dia akan langsung terpapar dengan mikro organisme maupun kuman, baik dari lingkungan kandang maupun dari tubuh induknya. Secara alami hal ini semacam vaksin atau latihan untuk membentuk anti body sehingga ke depannya ayam tidak mudah terserang penyakit.
Kalau kita ingin membawa pulang jenis ayam pelung asli dari Cianjur misalnya, sedang rumah kita jauh di Surabaya atau bahkan di luar Jawa tentu akan sangat repot membawa dalam bentuk ayam hidup. Harga dan ongkos kirimnya tentu juga lebih mahal. Kita bisa membeli dalam bentuk telur ayam. Selain murah, juga lebih praktis membawanya. Naik pesawat pun kita bisa menentengnya sampai 10 butir. Bayangkan jika kita membawa ayam sampai 10 ekor. Betapa repotnya jika naik pesawat.
Kendalanya adalah di rumah kita tidak mempunyai induk ayam yang sedang angkrem. Jangan khawatir, tips dari kami bisa dicoba dan tingkat keberhasilannya mencapai seratus persen. Berawal dari keinginan memiliki ayam pelung, namun harga yang cukup mahal membuat kami harus berfikir ulang. Di peternakan Haji Sayid Abdullah yang ada di daerah Magetan, harganya mulai 300 ribu sampai 1 jutaan per ekor. Kami membeli 5 butir telur dengan harga 50 ribu per butir. Cukup mahal memang tapi kami memilihnya karena jalur trah nya masih asli Cianjur.
Adapun langkahnya adalah:
1. Siapkan indukan ayam angkrem. Jika tidak punya kita bisa membelinya dari teman atau tetangga. Indukan ayam kami beli dari daerah Kebon Sari, Kabupaten Madiun. Sekitar 20 Km dari tempat kami tinggal.
2. Segera setelah tiba masukkan ayam ke dalam kandang tertutup, hal ini untuk menghindari gangguan dari ayam yang lain. Jangan lupa siapkan tarangan tempat meletakkan telur. Tarangan bisa dibuat dari papan kayu ukuran 30×30 cm, atau dari apa saja yang penting bisa untuk meletakkan telur. Taruh beberapa genggam jerami atau rumput kering sebagai alas tarangan agar telur tidak mudah pecah.
3. Letakkan 2 atau 3 butir telur di dalam tarangan sebagai pancingan. Fungsinya adalah untuk merangsang ayam agar mau mengerami kembali. Pada tahap ini ayam dalam tahap beradaptasi di tempat yang baru.
4. Jika sudah pasti ayam mau mengerami kembali, segera ganti telur pancingan dengan telur yang ingin ditetaskan.
5. Letakkan makanan kering dan air minum di dalam kandang, usahakan ayam tidak keluar dari kandang. Agar fokus pada tugasnya.
Setelah 21 hari menetaslah telur ayam pelung kami. Dari 5 butir telur semuanya menetas.
Selamat mencoba!
Bisa dicoba nih cara ini