Daunijo.com- Cara membuat kompos dengan cacing / kascing. Vermin composting adalah pembuatan pupuk kompos dengan bantuan cacing. Pengkomposan dengan cacing ini membuat kompos yang dihasilkan vermi compost lebih baik dan lebih subur dibandingkan kompos biasa. Kompos cacing cocok digunakan terutama untuk tanaman hias.
Di alam telah diketahui jika cacing terbukti membantu kesuburan tanah. Lubang-lubang yang dihasilkan cacing membuat pertukaran udara di dalam tanah menjadi lebih baik. Sementara itu sisa bahan-bahan organik yang dimakan cacing dikeluarkan kembali ke tanah. Sisa-sisa dari cacing ini mengandung bahan-bahan organik yang dapat dijadikan pupuk, selain itu mikroorganisme yang terdapat di dalamnya dapat menguraikan bahan organik sisa cacing ini.
Kelebihan lain vermi compost adalah bahan yang dihasilkan ini memiliki tingkat aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah biasa atau kompos tanpa cacing.
Jenis Cacing untuk Kompos
Cacing yang banyak digunakan sebagai pengompos adalah dari jenis Lumbricus rubellus (red worm), Eisenia foetida (Cacing macan / tigerworm), dan Pheretima asiatica.
Cacing macan atau tiger worm memiliki ciri tubuh berwarna merah dan garis-garis belang melingkar pada tubuhnya. Lumbricus rubellus memiliki berwarna merah, bergerak lebih cepat dari cacing macan dan terkenal rakus dengan bahan organik . Selain itu cacing merah ini berkembang biak dengan cepat, sehingga proses pengomposan dengan cacing-cacing ini dikenal cepat.
Memanfaatkan Sisa Hijauan Rumah Tangga
Pembuatan kompos dengan cacing skala kecil dapat anda lakukan sendiri di rumah. Pisahkan sampah-sampah rumah yang terdiri dari plastik, logam, sisa bahan sayur, buah, dan dedaunan. Sisa-sisa sayuran, daun, dan buah dari dapur dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi kompos kascing dengan bantuan cacing ini.
bibit cacing pheretima, 60 gram
Langkah Pembuatan Skala Mini
Sediakan kotak plastik atau ember yang lebar sebagai tempat hidup cacing. Beri lubang pada kotak ini secara merata, bisa dilakukan dengan bor atau dengan solder. Lubang-lubang akan berfungsi sebagai aerasi atau pertukaran udara.
Bagi ruang wadah ini menjadi dua. Isi setengah bagian dari wadah ini dengan tanah gembur sisanya dibiarkan kosong. Tempatkan bibit cacing di tanah ini, agar kelembaban tanah tetap terjaga, bagian atas tanah dapat dilapisi dengan potongan-potongan kertas atau koran. Semprot dengan air jika media menjadi kering.
Selain tanah gembur, media hidup cacing ini dapat dibuat dari sisa penggergajian kayu atau grajen yang difermentasi dengan EM4 atau sejenisnya. Media grajen kayu ini lebih memudahkan cacing-cacing untuk bergerak bebas.
Siapkan wadah berisi air bersih. Larutan tetes tebu dicampurakan ke dalam air dan diaduk. Masukkan EM4 ke dalam larutan ini agar bakteri di dalamnya menjadi aktif. Biarkan semalam sebelum digunkan untuk fermentasi serbuk grajen. Jika tidak memiliki tetes tebu, bisa diganti dengan larutan gula jawa atau gula pasir.
Setelah larutan EM4 siap, basahi serbuk grajen dengan air larutan ini hingga merata. Bolak-balik dan sambil di aduk agar air merata diseluruh media grajen. Tutup dengan plastik beberapa malam dan media grajen siap digunakan untuk media ternak cacing.
Setengah bagian ruang yang kosong digunakan untuk tempat meletakkan bahan-bahan organik sisa-sisa dapur. Jika ada bisa ditambahkan kotoran ayam atau kotoran sapi yang sudah menjadi pupuk. Untuk tahap awal tumpuk sisa-sisa bahan yang hendak diberikan pada cacing dan biarkan membusuk. Kira-kira satu minggu kemudian bahan ini baru dapat dimasukkan ke dalam wadah, letakkan disamping media tanah. Berikutnya bahan-bahan bisa langsung diberikan pada wadah, tempatkan namun sisihkan di sebelah tepi. Setelah beberapa hari baru bahan ini digeser mendekat ke wadah cacing.
praktek ternak cacing pheretima media grajen
Bibit cacing untuk pengomposan dapat dibeli di peternak cacing atau di kios makanan hewan. Biasanya cacing hewan tersedia untuk keperluan memancing atau pakan burung.
Untuk skala lebih besar dan penghematan, tempat pembiakan cacing dapat dibuat dari papan-papan kayu yang disusun bertingkat dengan prinsip kontruksi yang memungkinkan aerasi udara tetap dapat berlangsung dengan baik. Bagian atas lokasi peternakan caing dibuat atap agar tidak kehujanan dan juga tidak terlalu panas.
Pemanenan Kascing
Hasil pengomposan dengan cacing ini memberikan dua hasil sekaligus. Hasil pertama adalah kascing, hasil kedua adalah cacing itu sendiri.
Kotoran cacing kebun.
Pemanenan kompos cacing ini dilakukan dengan mengambil sisa-sisa metabolisme cacing atau kotoran cacing. Bentuknya berupa remah-remah berbentuk butiran lonjong kecil-kecil. Remah-remah ini dapat dipisahkan dari cacing dengan cara manual, alias dengan tangan. Untuk jumlah skala peternakan panen kascing dilakukan dengan pengayakan dengan kawat ram. Kascing akan turun sementara cacing-cacing tetap berada di atas.
Kascing dari pheretima Sp.
Setelah pengambilan kascing, cacing yang tersisa bisa dipelihara kembali untuk pengomposan. Jumlah cacing akan bertambah dibanding saat awal dimasukkan, karena berkembangbiak. Seorang peternak melaporkan dari setengah kilogram cacing dapat diperoleh hampir satu kilogram cacing di akhir bulan. Cacing ini dapat digunakan untuk membentuk wadah pengomposan yang baru atau dapat dijual sebagai pakan tambahan untuk berbagai hewan peliharaan seperti beberapa jenis burung unggas ocehan, pakan ikan hias, ternak belut bahkan untuk pengobatan atau farmasi.
Leave a Reply