Bertemu langsung dengan praktisi di lapangan memang lain dari sekedar membaca teori di kertas atau di belakang meja. Bahkan untuk proses belah-membelah dan meraut batang bambu panjangpun ada juga cara praktisnya agar dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan hasilnyapun rapih.
Bambu yang akan digunakan untuk berbagai keperluan memang baik dihaluskan permukaannya terlebih dahulu karena belahan bambu memiliki beberapa bagian yang tajam sehingga dapat melukai anggota badan dan tentu saja itu berbahaya. Halus kasarnya rautan yang dihasilkanpun tergantung peruntukannya. Bambu untuk membuat kandang akan diraut lebih halus dibandingkan bambu untuk membuat pagar ternak misalnya. Agar rautan batang bambu-bambu panjang yang dihasilkan lebih rapi dengan proses yang mudah dan cepat pak Jumadi atau yang biasa akrab dipanggil dengan mbah Jum membagikan tipsnya.
Berikut penuturan mbah Jum, yang biasa berhadapan dengan proses belah membelah, memotong hingga meraut bambu agar halus. Maklumlah bagi mbah Jumadi ini, bambu dan kayu, gergaji, palu dan paku, batu-bata, atau pasir dan semen ibaratnya sudah menjadi menu sehari-hari. Cara ini berlaku untuk bambu-bambu yang dipotong panjang-panjang, misalnya untuk keperluan pembuatan pagar atau dudukan genteng atap kandang ayam atau rumah. Intinya sebagai berikut:
“Jika pembelahan bambu dilakukan dari sisi ujung, maka perautan dilakukan mulai dari sisi pangkal. Pun begitu pula sebaliknya, jika pembelahan bambu dari sisi pangkal, maka perautan dilakukan mulai dari sisi ujung” terang mbah Jum berteori.
Wah kaya logika matematika saja pakai jika dan jika to mbah, harus diulang-ulang baru paham sama saya apa yang dimaksud. Mana ujung mana pangkal nampaknya tidak begitu penting, yang penting awal pembelahan batang bambu dan awal perautan dimulai dari sisi yang berlawanan.
“Satu lagi, agar tanganmu ndhak pegal, pakai parang yang berukuran kecil tapi tajam”, tambah mbah Jum yang melihat parang besar kok dipakai untuk meraut bambu.
Ok mbah, nampaknya cara mbah Jum ini memang mantap. Setelah ganti parang dengan yang lebih kecil dan mengikuti cara ala teorinya mbah Jum, perautan bambu memang jadi lebih mudah, cepat dan hasilnya lebih rapih dari sebelumnya.
“Tapi mbah, … tangan saya kok tetap saja pegal mbah ya,…?!, “protes saya tertawa sambil berlalu meninggalkan mbah yang mulai melotot.
Leave a Reply