Singgang tanaman padi menjadi salah satu metode tradisional alternatif untuk pembudidayaan tanaman pangan pokok ini. Di kawasan Solo, Boyolali dan sekitarnya metode ini telah lama dikenal dan sering digunakan petani padi di lahan sawah. Sisa batang padi yang telah dipanen dibiarkan tumbuh lagi setelah sebelumnya dipotong dan dibersihkan rumpunnya tersisa beberapa cm. Dari padi sisa panen ini akan tumbuh tunas-tunas baru yang kemudian dipelihara agar dapat berproduksi lagi.
Dibandingkan tanaman padi dengan metode penanaman dari awal benih seperti pada umumnya, cara pemeliharaan dengan singgang ini akan menghasilkan produksi padi yang lebih sedikit. Rumpun padi dari singgang tidak akan sebanyak rumpun padi dari benih dengan pengolahan tanah sebelumnya. Juga pertumbuhannya tidak bisa maksimal karena tidak ada pengolahan tanah sebelum tanam. Namun begitu, dari segi waktu panen padi singgang lebih cepat dibandingkan padi pada umumnya. Dalam waktu sekitar 2o hari hingga kisaran satu bulan lebih cepat dari waktu normal, panen bulir-bulir padi iniĀ telah dapat dilakukan kembali.
Mengapa petani memilih metode ini jika hasilnya umumnya kurang memuaskan dibandingkan tanam ulang dari awal?
Beberapa alasan dapat menjadi sebab petani memilih metode ini, diantaranya sebagai berikut:
- Keterbatasan tenaga pekerja. Terkadang sulit untuk mendapatkan tenaga untuk mengolah lahan pasca panen. Dengan model menyinggang tanaman padi ini, proses awal yang diperlukan hanyalah pemotongan rumpun padi bekas tanaman saja dengan rapi tanpa pengolahan tanah.
- Keterbatasan modal. Dengan singgang padi kebutuhan tenaga kerja dan biaya pengeluaran pengolahan lahan dapat ditekan, lebih hemat dari segi biaya awal.
- Hama tanaman. Sebagian petani lebih memilih melakukan metode ini saat hama sedang melanda lahan persawahan dalam jangka waktu panjang. Masa seperti ini ditandai dengan gagalnya produksi tanaman padi dengan baik pada beberapa periode tanam. Dengan metode singgang resiko kerugian akibat gagal panen pada periode berikutnya dapat ditekan karena biayanya yang lebih murah.
- Mengejar waktu. Sambil menunggu datangnya waktu yang ideal bagi suatu musim tanaman jenis lain berikutnya dalam jangka dekat, singgang padi dapat menjadi alternatif karena waktu panen yang lebih singkat daripada tanam padi dari awal.
Dalam pengembangan tanaman padi model singgang ini, perawatan tanaman tetap perlu dilakukan. Pengaturan pengairan, pemupukan dan pembersihan gulma tanaman tetap dilakukan seperti biasa.
Dari pengalaman petani di lapangan, pemakaian metode ini ini dapat menghasilkan panen lebih cepat dengan hasil sekitar setengah dari produksi padi konvensional. Bulir padi yang dihasilkan juga lebih kecil dibandingkan padi yang bukan singgang.
Leave a Reply