Pemanfaatan Air Hujan untuk Budidaya Ikan Lele

daunijo.com_ Pemanfaatan air hujan untuk budidaya ikan lele di daerah sulit air. Tidak semua tempat memiliki sumber daya alam berupa air bersih dari mata air, sumur gali, atau aliran sungai. Sementara itu persediaan air adalah komponen utama dalam budidaya ikan termasuk ikan lele. Salah satu solusi untuk mengatasi kurangnya air untuk budidaya ikan lele adalah dengan memanfaatkan karunia alam dari Tuhan tentunya, berupa air hujan.

Tulisan berikut adalah dokumentasi dari praktek pemeliharaan ikan lele dengan menggunakan air hujan sebagai media budidaya. Sebagai catatan di sini tidak dilakukan pengukuran pH atau pOH dari air hujan karena dari pengamatan selama bertahun-tahun pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam di bawah teritisan genteng rumah yang selalu mendapat masukan air hujan, relatif tidak terjadi masalah. Artinya air hujan di daerah ini masih dapat ditolerir oleh ikan.

Budidaya ikan lele media air hujan.

Lingkungan & Potensi Polusi Udara
Lingkungan pemeliharaan dilakukan di daerah pedesaan, jauh dari jalan raya, juga jauh dari pusat-pusat industri atau pabrik sehingga relatif bersih dari polusi udara terutama polutan SOx maupun NOx yang potensial untuk menyebabkan hujan asam.

SOx  dan  NOx sendiri banyak dihasilkan terutama pada pembakaran bahan bakar fosil oleh mesin-mesin  atau kendaraan bermotor.

Tempat Pemeliharaan
Untuk tempat pemeliharaan digunakan kolam sederhana dari satu buah buis beton atau gorong-gorong dengan diameter 80 cm, tinggi 50 cm, yang diganjal beberapa buah batako di bawahnya. Bagian dalam dilapisi dengan plastik lebar / terpal dan diberi lubang buang dengan pipa paralon. Volume air yang bisa ditampung instalasi kolam ini sekitar 250 liter.

Pemanenan air hujan
Pemanenan air hujan untuk budidaya ikan lele dilakukan dengan menampung air hujan yang jatuh.. Untuk keperluan itu digunakan plastik lembaran yang dibentangkan melebar dan di arahkan menurun menuju kolam gorong-gorong. Empat buah tali diperlukan untuk mengikat ujung-ujung plastik agar bisa terbentang melebar.

Pengambilan air dilakukan setelah beberapa kali turun hujan deras, dengan maksud meminimalkan polutan dari udara yang terkandung di dalam air hujan. Hujan-hujan pertama di awal musim penghujan dan curahan air dari genting atau talang air dihindari untuk keperluan ini.

Selain untuk mengisi air kolam buis beton, beberapa wadah / drum disiapkan untuk diisi dengan air hujan sebagai persiapan untuk pergantian air kolam.

Persiapan awal air kolam
Pengisian kolam gorong-gorong dengan air hujan di tahap pertama dilakukan sampai sekitar setengah dari tinggi kolam. Kemudian dilakukan proses pemupukan kolam dengan merendam pupuk kandang yang dibungkus dengan waring halus ke dalam kolam. Probiotik ditambahkan di awal berbarengan dengan pengisian pupuk kolam. Setelah itu kolam didiamkan selama dua mingguan.

Tebar Benih dan Pakan
Sejumlah 100 ekor benih ikan lele dari ukuran 9-10 cm ditebarkan ke dalam kolam. Bobot awal benih total adalah 1,125 kg atau rerata 11,25 gram per ekor. Tidak akan dilakukan proses sortir hingga panen.

Selama masa pemeliharaan ikan lele dalam buis beton ini disediakan 12 kg pakan model pelet terapung dengan kandungan protein berkisar 31-33%.

Rate Pakan
Di awal masa pemeliharaan dilakukan pengetesan jumlah pakan maksimal yang bisa dikonsumsi ikan dalam satu hari. Hasilnya ikan-ikan dalam buis beton ini masih bisa menghabiskan sekitar 6,2 % dari bobot tubuhnya dalam satu hari dengan dua kali periode pemberian pakan.

Untuk rate pakan berikutnya diputuskan sekitar 3-4% dari bobot tubuh ikan saja dengan dua kali pakan dalam sehari. Tanpa dibibis, tidak dibasahi terlebih dahulu dengan air.

Pergantian Air
Pergantian air dilakukan secara berkala minimal dua minggu sekali atau kurang, dengan cara membuang air dari kolam sekitar 30% atau lebih kemudian menggantinya dengan air dari tampungan air hujan dari dalam wadah / drum.

Hasil Panen
Setelah dilakukan pemeliharaan selama 66 hari sejak ditebar jumlah ikan masih tersisa 96 ekor dengan bobot keseluruhan 13,603 kg.

Hasil selengkapnya sebagai berikut:
-Bobot awal: 1,125 kg
-Jumlah pakan: 12 kg
-Bobot total panen : 13,603 kg
-Survival rate (SR) : 96%
-FCR : 0,9619

-Rerata bobot : 141,7 gram
-Bobot ikan terbesar: 261 gram
-Bobot ikan terkecil: 56 gram

Dengan jumlah ikan di bawah 100 gram sebanyak 14 ekor (7,9% dari bobot total) dan jumlah ikan dengan bobot 200 gram ke atas sebanyak 12 ekor (18,7% dari bobot total)

Distribusi Bobot Ikan
Bobot ikan dari kecil ke besar dalam satuan gram:
56, 61, 66, 68, 75, 76, 77, 78, 82, 84, 85, 87, 91, 94, 102, 103, 104, 105, 107, 107, 109, 111, 112, 112, 113, 115, 115, 117, 117, 118, 119, 119, 121, 122, 123, 129, 131, 131, 132, 132, 132, 133, 134, 135, 135, 136, 137, 137, 139, 139, 140, 140, 141, 146, 146, 147, 147, 147, 148, 148, 155, 157, 157, 158, 159, 160, 160, 163, 164, 164, 165, 167, 169, 171, 178, 179, 181, 182, 184, 190, 194, 195, 196, 197, 200, 201, 201, 202, 204, 205, 207, 207, 213, 214, 230, dan 261

Distribusi nilai FCR (feed conversion ratio) periode tertentu saja
– 1 kg pakan pertama –> FCR = 0,7994
– 4 kg pakan berikutnya –> FCR = 0,9378
– 7 kg pakan terakhir saja –> FCR = 1,00546
– FCR secara keseluruhan: 0,9619

Saran-saran
(1) Sebelum memutuskan untuk mencoba budidaya ikan lele dengan media air hujan seperti ini sebaiknya dicoba dulu sejumlah ikan dalam jumlah kecil untuk percobaan. Jika hasilnya bagus, artinya air hujan di daerah setempat masih bisa ditolerir dengan baik oleh ikan.

(2) Selama percobaan minimalkan jumlah kematian ikan di luar akibat pengaruh kualitas air hujan setempat, seperti kematian akibat peningkatan kadar ammonia di kolam dan kematian akibat agresivitas atau kanibalisme pada ikan lele. Berturut-turut yang perlu dilakukan untuk itu adalah pergantian air teratur dan pemberian pakan tidak sampai terlambat.

(3) Gunakan benih ukuran 5-7 cm atau lebih besar untuk menekan kematian di awal-awal masa pemeliharaan.

(4) Lakukan test parameter air jika diperlukan seperti pH, atau potensi  kandungan polutan lain yang ada dalam air hujan.

(5) Pastikan kecukupan air dalam tampungan untuk persediaan sewaktu-waktu saat kolam memerlukan pergantian air.

preparedby:
daunijo.com_2020


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*