Cara Sederhana Pemijahan dan Pemeliharaan Benih Ikan Lele

Tulisan ini bukanlah satu standar metode pemijahan dan pemeliharaan benih ikan lele yang dianjurkan, hanya catatan dari praktek pemijahan induk lele yang dilakukan beberapa waktu yang lalu. Dari praktek ini larva ikan yang menetas dapat bertahan hidup hingga menjadi bibit lele umur 20-an hari dan siap ditebar di kolam pembesaran.

Kolam dan Pemijahan
Kolam pemijahan berukuran 200 cm x 110 cm x 40 cm yang dibuat dari terpal berukuran 2 m x 4 m. Kolam dibuat di ruang terbuka, namun tersedia lembaran plastik yang disediakan jika sewaktu-waktu turun hujan. Terpal yang terpasang segera dibersihkan dan diisi dengan air setinggi 30 cm. Untuk persiapan tempat telur dibuat kakaban dari ijuk yang dijepit dengan kayu. Kakaban dipasang setinggi satu bata-bata rebah dan dipasang dibeberapa tempat pada kolam hampir-hampir penuh. Agar susunan kuat, baiknya kakaban diikat saja dengan batu bata pakai tali rafia.

Satu pasang induk lele jantan-betina dengan bobot masing-masing sekitar 2 kg dimasukkan pada sore harinya. Aliran air dibuat dengan selang dan pipa kecil yang dilubang di beberapa bagian dari panjangnya. Kolam ditutup bagian atasnya agar induk tidak meloncat. Pagi harinya kakaban telah nampak terisi dengan telur-telur yang menempel meskipun jumlahnya tidak terlalu padat sebagaimana praktek pertama yang gagal terdahulu. Kedua induk lele ini kemudian ditangkap untuk dikembalikan di kolam terpisah. Kolam perkawinan ikan sekaligus dijadikan kolam penetasan.

kakaban-ijuk-lele

Penetasan dan Pembersihan Telur
Setelah indukan lele diangkat, air yang tadinya setinggi 30 cm dibuang sebagian dan disisakan tinggi 15 cm-20 cm saja. Bentuk lantai kolam yang agak miring membuat ketinggian air kolam tidak seragam namun semua telur masih bisa terendam air dengan baik. Saat penetasan ini, air dari selang aerasi dibiarkan selalu mengalir. Esok harinya telur-telur ikan mulai positif menetas sebagian dan proses pembersihan telur-telur yang tidak jadi atau mulai membusuk bisa mulai dilakukan.

Proses pembersihan telur berlangsung beberapa tahap, sambil menunggu telur yang lain menetas. Tahap pertama pembersihan dilakukan dengan penyelangan air kolam menggunakan selang berukuran kecil saja. Telur-telur yang mulai beterbangan dan keluar serabut jamur berwarna putih dikeluarkan dari kolam. Juga telur-telur yang telah kelihatan membusuk. Pembersihan dengan selang air ini berlangsung beberapa kali mulai hari pertama hingga hari kedua. Dengan ukuran kolam penetasan yang tidak terlalu besar, langkah pembersihan ini cukup mudah untuk dilakukan.

kolam-penetasan-ikan-lele
Kolam penetasan lele

Pembersihan telur tahap kedua dimulai setelah pengangkatan kakaban dari kolam penetasan. Sebelum diangkat kakaban perlu dibalik dulu agar larva ikan yang masih menempel di bagian atas turun ke bawah. Dengan menggunakan teknik semburan air dari selang, lantai dan dinding kolam dibersihkan. Telur-telur yang membusuk ini kemudian di sembur air selang ke arah lubang pembuangan. Atau lakukan semburan hingga terjadi gerakan arus memutar pada air kolam hingga kotoran akan terkumpul pada satu titik akibat gaya sentrifugal. Setelah kotoran terkumpul, dilakukan pengambilan dengan serok dan dibersihkan dengan penyedotan dengan selang air ke luar kolam. Pada proses ini sebagian kecil larva ikan akan terikut pada kotoran hingga baiknya kotoran yang keluar dari selang disalurkan ke bak pembuangan khusus yang berair hingga larva tetap dapat melanjutkan hidupnya.

benih-lele-beberapa-hari

Prosesi pembersihan sisa telur ini sangat perlu dilakukan agar tidak terjadi kematian massal larva ikan yang baru menetas. Telur yang busuk dalam jumlah banyak akan memperburuk kualitas air hingga larva mati sebagaimana terjadi pada praktek pertama sebelumnya. Praktek mengawinkan induk ikan lele.

Perkembangan dan Pemeliharaan Larva
Pada praktek ini, umur larva satu kolam selisih satu hingga dua hari satu sama lain karena menetasnya tidak bersamaan. Selama dua hari setelah menetasnya larva, pakan sama sekali belum diberikan pada larva ikan. Pada hari ketiga setelah anakan lele sebagian besar mulai aktif berenang terlihat tanda-tanda kebutuhan akan pakan pada sebagian anak ikan. Sebagian ikan nampak mengerubungi dan menggigit bangkai larva lain yang mati. Sepertinya mulai ada yang kelaparan dan pakan tambahan segera diberikan. Pakan pertama yang diberikan adalah pakan alami berupa cairan yang berisi infusoria yang beberapa hari sebelumnya telah dipersiapkan. Infusoria ini dapat dikultur sendiri untuk Pakan alami hari-hari pertama larva ikan. Cara pembuatannya dapat dibaca pada artikel sebelumnya. Infusoria diberikan 3 kali sehari dengan volume sekitar setengah liter yang berikan di beberapa titik tempat pada kolam.

cacing-sutra-makan-lele

Umur 5-6 hari selain pemberian infusoria, cacing sutra mulai coba diberikan dalam jumlah terbatas. Umur 7 hari ke atas barulah cacing sutra diberikan sepenuhnya untuk pakan larva lele. Di sini cacing sutra diberikan dengan cara dicacah lebih dahulu karena masih terlihat kebesaran untuk larva ikan. Pakan ini diberikan sedikit-sedikit saja agar tidak bersisa. Sehari dilakukan 3 kali pemberian. Waktunya agak-agak siang, sore dan kemudian malam.

Sortir Bendolan
Menjelang 10 hari, mulai terlihat beberapa ikan yang potensial menjadi pemangsa ikan lain yang lebih kecil. Beberapa ekor ikan tumbuh sangat cepat melebihi kawannya hingga lima kali lipat atau lebih ukuran volume besar badannya. Ikan ini nantinya potensial menjadi pemangsa ikan lain yang lebih kecil hingga perlu diambil untuk dipisahkan saja.

bendolan-benih-lele

Lambat Tumbuh
Lepas 10 hari setelah menetas jumlah benih ikan yang masih hidup makin banyak berkurang. Ikan-ikan kecil banyak ditemukan mati di dasar kolam dekat saluran pembuangan terutama saat pagi hari. Tidak diketahui dengan pasti penyebabnya, mengingat kualitas air yang relatif terjaga dan pemberian pakan yang teratur. Kemungkinan banyaknya kematian akibat cuaca yang tidak menentu, mengingat saat ini sedang pergantian musim kemarau ke musim hujan. Menjelang umur dua minggu, kematian ikan makin berkurang tidak begitu banyak lagi.

Dibandingkan benih yang diklaim berusia 17 hari dari penjual bibit yang dibeli untuk mengisi kolam pembesaran lain, pertumbuhan bibit lele dalam kolam penetasan sendiri ini terlihat relatif lambat. Umur dua minggu baru rata-rata baru sepanjang 1-1,5 centimeteran saja panjangnya. Umumnya benih lele mulai dilakukan sortir pertama atau grading pada umur 20 hari setelah menetas. Dari sortir pertama ini telah dapat diperoleh beberapa variasi ukuran ikan lele yang siap ditebarkan di kolam pembesaran.

Cara sederhana, hasilnyapun sederhana. Belum begitu memuaskan, jumlah kelolosan yang kecil dan pertumbuhan benih yang belum optimal.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*