Teknologi Feromon Pemikat untuk Basmi Serangga Tanaman

daunijo.com- Ladang kedelai yang subur dan tengah berbuah itu tampak unik dengan beberapa toples plastik bertutup merah yang tergantung di sekitarnya. Tidak jauh dari ladang kedelai, satu wadah plastik berwarna kuning putih mirip tempat minum ayam berwarna kuning terlihat di sekitar ladang tanaman terung.

Saat didekati tampaklah toples plastik itu berisi air setinggi 2 cm dengan banyak serangga yang terperangkap di dalam air. Rupanya beberapa wadah dari plastik yang bergantungan itu adalah perangkap serangga yang menggunakan senyawa feromon sebagai cairan atraktan.

Senyawa feromon dikenal merupakan senyawa khas yang dihasilkan serangga, atau hewan jenis lain yang dihubungkan dengan aktivitas komunikasi. Feromon pada beberapa jenis serangga seperti semut dan rayap dapat berlaku sebagai sarana komunikasi antar jenisnya. Feromon juga dapat bertindak sebagai zat pemikat baik pada manusia maupun hewan.

Feromon pemikat yang dihasilkan serangga betina dalam masa kawin akan membuat serangga-serangga jantan datang mendekat. Sifat feromon pemikat pada serangga inilah yang kemudian dijadikan para ahli untuk membuat feromon pemikat buatan atau sintetis dalam mengendalikan serangga tanaman.

Teknologi pengendalian hama serangga dengan menggunakan feromon pemikat ini disebut lebih ramah lingkungan dibandingan teknik penyemprotan dengan insektisida. Pada penyemprotan dengan insektisida, residu bahan kimia yang dihasilkan akan mencemari lingkungan dan tanaman yang disemprot. Termasuk buah-buahan atau daun dari sayur-sayuran. Dengan teknologi perangkap yang menggunakan feromon pemikat ini, residu akibat penyemprot serangga bisa dihilangkan.

Untuk membuat alat penjebak atau perangkap serangga yang memanfaatkan feromon pemikat sintetis ini cukup mudah. Satu buah wadah plastik dibuat lubang pada bagian atas untuk tempat masuk serangga. Feromon pemikat diletakkan di dalam wadah plastik untuk menarik serangga datang masuk. Wadah plastik ini kemudian diberikan air di dalamnya setinggi beberapa centi meter sebagai jebakan serangga agar terjatuh ke dalamnya.

Wadah bisa dibuat dari botol bekas air mineral, ataupun toples-toples plastik bekas tempat kue. Perangkap serangga dapat digantungkan di sekitar tanaman yang hendak dilindungi dari hama serangga.

Feromon sintetik yang terkenal adalah fero-grayak untuk hama ulat grayak pada tanaman termasuk kedelai. Ulat grayak merupakan larva dari serangga ngengat atau Spodoptera Sp yang terkenal mampu merusak tanaman petani dalam semalam. Hal ini dapat terjadi karena telur yang dihasilkan satu betina serangga ini dapat mencapai ribuan butir. Tidak heran jika tanaman dapat rusak parah akibat serangan hama yang satu ini.

Serangga yang tertangkap dengan feromon ini adalah serangga jantan. Dengan tertangkapnya serangga serangga jantan dalam jumlah banyak, maka persentasi perkawinan serangga yang dapat menghasilkan serangga baru dapat diturunkan. Feromon sintetis lain yang banyak digunakan adalah petrogenol untuk hama lalat buah (Dacus sp) yang membuat busuk buah pada banyak jenis tanaman.


Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*